it’s about all word’s

Radiohead: Still sick sound and lyric

Posted on: November 5, 2007

Awal Radiohead ‘tanpa’ Thom Yorke

Pekan lalu band rock asal Inggris, Radiohead mengakhiri spekulasi macetnya peluncuran album ketujuh mereka, In Rainbows karena ketiadaan perusahaan rekaman yang bersedia menangani produksi dan distribusi.

Menurut http://www.billboard.com, band yang diisukan ditinggalkan penyanyi Thom York itu akhirnya sepakat teken kontrak dengan XL Recordings, sebuah perusahaan rekaman independen Inggris.

Perusahaan XL berpusat di London tersebut merupakan unit bisnis Beggars Group yang tahun lalu merilis album solo vokalis Thom Yorke yang bertajuk The Eraser, White Stripes dan Devendra Banhart.

Sebelumnya band yang dibentuk di Oxfordshire, Inggris itu telah merilis album ketujuh melalui jaringan digital sejak 10 Oktober. Uniknya penggemar Radiohead bisa dengan gratis mengunduh (download) materi tersebut.

Sementara bagi penggemar yang ingin mendapatkan produk rekaman dalam bentuk cakram padat atau discbox harus menanti hingga 3 Desember.

Menurut situs resmi Radiohead, paket album tersebut akan berisi dua cakram padat berisi lagu terbaru, foto digital dan kreasi seni personil Radiohead.

Disc pertama menampung 10 track dan disc kedua berisi tujuh lagu tambahan, foto, artwork, dan lirik lagu. Paket itu akan dijual dengan harga 40 poundsterling atau sekitar Rp720.000.

Beberapa materi lagu dalam album terbaru Radiohead sebelumnya sudah mulai diperkenalkan dalam tur mereka tahun lalu. Beberapa tembang itu di antaranya Weird Fishes, Last Flowers, dan Faust Arp.

Ketiadaan perusahaan rekaman yang menangani mereka menjadi penyebab lambatnya penggarapan album In Rainbow. Sejak 2005, kontrak Radiohead dengan EMI telah berakhir, sementara dengan Parlophone berakhir awal 2007.

Tapi lebih banyak fans Radiohead yang percaya In Rainbows telat diproduksi karena keluarnya vokalis Thom Yorke yang sudah menjadi ikon band dengan skill musikalitas tinggi namun gemar menyuarakan ekspresi depresi manusia.

“Saya akan ketakutan mendengarkan semua lagu [album baru itu] setelah kembali ke dunia nyata. Saya selalu takut dan lebih baik memulai hal baru dan melupakan hal tersebut,” tulis Yorke dalam blog Radiohead, setahun lalu.

Meski demikian kabar berita keluarnya Yorke belum diakui manajemen Radiohead. Mereka selalu mengelak mengakui posisi sang vokalis yang sukses dengan album The Eraser. Album ini laris dan meraih nominasi penghargaan Grammy untuk kategori musik alternatif dan penghargaan Mercury Music.

Dua dekade sakit

Sangat beralasan jika Yorke sebagai penyanyi, pemain piano dan gitar itu mengutarakan frustasinya dengan kondisi Radiohead yang membuatnya ketakutan akan menjadi pribadi yang sepenuhnya tak normal.

Yorke mulai terkungkung dengan citra Radiohead yang sejak berdiri pada 1986, terlalu setia mengekplorasi jiwa tertekan manusia.

Bahkan band dengan formasi Yorke, Jonny Greenwood (lead gitar dan efek elektronik), Ed O’Brien (gitar ritem dan vokal latar), Colin Greenwood (bas dan synthesiser) dan pemain drum Phil Selway ini baru mencuat berkat tembang Creep kala menyuarakan frustasi pria yang gagal mencintai perempuan.

Uniknya meski semua radio dan televisi di seluruh dunia memutar Creep selama tahun 1992, namun penjualan album pertama mereka, Pablo Honey yang dirilis setahun berselang justru jeblok.

Butuh waktu tiga tahun bagi anak-anak sekolah Abingdon itu untuk bisa sukses dengan album kedua, The Bends yang mencuatkan tembang High and Dry yang menawarkan efek gitar akustik dengan lirik puitis khas tren musik grunge yang baru ditinggal mati vokalis Nirvana, Kurt Cobain karena bunuh diri.

Sukses album kedua berhasil dilanjutkan album selanjutnya, OK Computer dua tahun kemudian. Album dengan tembang unggulan Paranoid Android yang mentasbihkan Radiohead identik dengan musik sakit karena lirik yang ditawarkan adalah orang patah hati, frustasi, dan menderita berkepanjangan.

Hasilnya memang luar biasa, dua album mereka selama tahun 2000 dan 2001, Kid A dan Amnesiac sukses di seluruh dunia. Penggemar mereka selalu memadati konser karena kejutan permainan yang dibawakan para personil Radiohead.

Puncak demam Radiohead terjadi saat mereka merilis album keenam, Hail to the Thief empat tahun lalu yang menawarkan sampling efek gitar, elektronik, dan musik yang berat.

Setelah itu, bisa dikatakan kejenuhan mulai melanda seluruh personil Radiohead yang kemudian tenggelam dalam urusan keluarga dan proyek band pribadi. Tahun lalu Yorke sempat bergabung untuk tur namun kepada majalah Time dia menyatakan kekesalannya pada perjanjian bisnis musik yang semakin kapitalis.

3 Responses to "Radiohead: Still sick sound and lyric"

Benar Thom Yorke mau hengkang dari Radiohead? Kalau benar, asyik juga. Mgkin inilah cara yg selalu dilakukan oleh artis yg sangat dominan di grupnya tapi pingin sesuatu yg lain.

Peter Gabriel sudah memulainya, sekalipun tak bisa langsung lepas sama sekali dari warna Genesis. Album solo 1 & 2-nya, bisa dipakai sebagai bukti betapa susahnya mencari sesuatu yg lain.

The Eraser adalah contoh lain kesulitan lepas sama sekali dari warna grup semula. Karena di album itu Thom “terpaksa” sedikit banyak mengulang apa yg pernah ia tawarkan ke publik bersama Radiohead lewat Kid A & Amnesiac.

Yang agak lain, Damon Albarn. Stl merombak warna Blur di 3 album terakhir kelompok itu, lewat Gorillaz ia bisa langsung mengusung warna musik yg praktis tak mengacu ke Blur. Dan puncaknya adalah The Good The Bad & The Queen sekarang ini.

bisa ya bisa tidak…aku curiga soal thom sekedar strategi jualan…

Damon Albarn…wah dia sih emang sinting…

It’s so easy to download a new RADIOHEAD mp3 with google secrets code
http://www.geocities.com/thomyorke.radiohead/

Leave a reply to algooth putranto Cancel reply

Categories

Archives

Pages

November 2007
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930