Ditolak di dalam, mekar di luar
Posted February 23, 2008
on:Judul : Dr Martha Tilaar bagi Indonesia.
Perjalanan Seorang Perempuan Entrepreneur
Mengubah Mimpi Menjadi Nyata
Penulis: Ayu Hermawan
Penerbit: PT Grasindo, September 2007
Tebal: 260 halaman
Judul : Biografi Profesor Doktor Henry Alexis Rudolf Tilaar Indonesiaku!
Sebentuk Manikam untukmu Dedikasi Seorang Guru
Penulis: Ayu Hermawan
Penerbit: PT Grasindo, September 2007
Tebal: 305 halamana
Mungkin sebuah kebetulan jika dalam pekan-pekan terakhir ini dua korporasi jamu Tanah Air meluncurkan buku. Setelah PT Jamu Nyonya Meneer kini giliran Martha Tilaar.
Jika Nyonya Meneer menyajikan serunya perang keluarga berebut harta dan tahta, dalam buku Martha Tilaar menampilkan hal yang lebih umum. Jatuh bangun membangun usaha dan menjadi orang tua yang sukses mendidik anak.
Penyajian buku ini juga unik karena berkonsep two in one sebab sampul luar berjudul H.A.R Tilaar & Martha Tilaar Bagi Indonesia mengemas dua buku yang bisa dibaca secara terpisah namun keduanya memiliki kaitan.
Buku pertama Dr Martha Tilaar bagi Indonesia: Perjalanan Seorang Perempuan Entrepreneur. Mengubah Mimpi Menjadi Nyata bertautan dengan Biografi Profesor Doktor Henry Alexis Rudolf Tilaar; Indonesiaku! Sebentuk Manikam untukmu Dedikasi Seorang Guru.
Buku Alex lebih banyak menyoroti kehidupan pria asal Tomohon, Manado itu. Mulai dari masa kecil, keluarga Tilaar, perjuangannya menempuh ilmu di Amerika Serikat hingga menemukan tambatan cintanya.
Kisah sukses
Sementara buku Martha selain bercerita perjalanan hidup masa kecilnya tentu saja kisah keras mewujudkan PT Martha Tilaar Group menjadi salah satu raksasa kosmetika di Tanah Air yang diawali dari sebuah rumah sederhana.
Justru bagian tentang perjuangan mewujudkan perusahaan jamu ini yang paling menarik karena membangun industri kosmetika yang bergengsi di Tanah Air adalah hal yang sulit dan pelik.
Tidak hanya karena persoalan regulasi yang kurang ramah, pemerintah sejak dulu hingga kini tidak teguh mencintai produk dalam negeri. Produk yang harus dicintai justru dipersulit pertumbuhannya.
Martha juga dihadang persepsi masyarakat tentang produk kosmetika lokal yang bermutu rendah dan kurang gengsi. Pengalaman pahit pernah dialaminya ketika hendak menyewa tempat di plaza dan mal kalangan berduit. Penolakan terhadap produknya datang dari berbagai plaza yang ngotot hanya mau menjual produk bermerek luar negeri.
Penolakan tak membuatnya mundur. Ditolak oleh pusat-pusat perbelanjaan dia membangun Puri Ayu Martha Tilaar pada Mei 1995 di bawah naungan salah satu anak perusahaan Martha Tilaar Group yaitu PT Martha Beauty Galery.
Ketika penolakan datang dari dalam negeri sendiri, Martha justru merambah hingga ke luar negeri. Cabang pun berbiak di Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Los Angeles, Amerika Serikat. Itu masih ditambah sebuah laboratorium penelitian parfum di Paris.
Yang harus diakui sukses bisnis Martha Tilaar adalah intuisinya mencium peluang bisnis kosmetika berbasiskan lokalitas. Satu tren yang belum dilirik di zamannya oleh pesaing-pesaingnya. Saat brand image tercipta, kini kesuksesan yang harus dipertahankan.
Bisnis Indonesia Edisi: 07/10/2007
Leave a Reply