it’s about all word’s

Era mobil bertenaga angin

Posted on: March 1, 2008

Memasuki tahun 2008, kabar meroketnya harga minyak di pasar dunia yang mencapai US$100 per barel mau tak mau bakal menjadi hal yang paling sering dibicarakan setelah isu pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim dunia.

Ketergantungan mesin-mesin kendaraan untuk menenggak BBM memang mulai dikurangi seiring mulai dikembangkannya mesin-mesin yang mampu melaju dengan bahan bakar derivatif minyak bumi.

Dengan teknologi hibrida membuat beberapa pabrikan mobil menciptakan kendaraan yang tetap handal dengan menggabungkan mesin bakar, teknologi bahan bakar sel atau bertenaga hidrogen.

Namun semua ide canggih tersebut menjadi sia-sia dengan harga yang masih selangit. Satu jawaban pasti adalah kolaborasi produsen kendaraan Tata Motors dari India bersama perusahaan riset asal Prancis Moteur Development International (MDI).

Kedua aliansi tersebut memastikan mulai tahun ini bakal memproduksi 6.000 unit CityCat, mobil bertenaga angin yang dihargai hanya Rp114,3 juta per unitnya, atau lebih murah dari sedan berbahan bakar minyak yang bersliweran di jalanan.

Menurut rencana, Agustus 2008 menjadi saat CityCat-yang betul-betul bebas polusi emisi dan udara ini-hilir mudik di jalanan India dan akan diekspor ke lebih dari 12 negara termasuk Jerman, Israel dan Afrika Selatan.

CityCat dikembangkan oleh bekas insinyur mobil Formula 1, Guy Negre. Pemilik 30 paten teknologi otomotif ini mengembangkan mobil berteknologi angin ini sejak 1997.

Prinsip kerjanya sederhana, memanfaatkan ledakan hembusan angin (gas oksigen) yang dimampatkan untuk menggerakkan piston mesinnya. Tak heran nama kendaraan ini adalah CATS, kependekan dari compressed air technology system.

Seperti dikutip dari Popular Mechanics, dari penelitian ditemukan kendaraan imut ini bisa ngebut sampai kecepatan 110 km/jam dengan daya jelajah 200 km tanpa butuh pengisian lagi.

Sedangkan biaya bahan bakar anginnya hanya Rp18.000 untuk 340 liter angin yang dimampatkan hingga 4.350 psi pada tangki angin yang terpasang dari bahan serat karbon. Sekali isi sampai penuh hanya butuh waktu dua sampai tiga menit.

Jika ingin lebih hemat, manfaatkan saja kompresor mobil ini, tinggal colokkan ke stop kontak dan tunggu empat jam agar tangki penuh terisi angin.

Sangat ringan

Sebagai mobil kota, CityCat yang bisa menggotong dua penumpang ini dibuat seringan mungkin dengan material fiberglass dan busa, sementara mesinnya berbahan aluminium.

Sistem kerja mesinnya sangat sederhana, karena tak butuh letupan listrik seperti halnya mesin bakar maka mesin Cats bertipe mesin dua langkah dengan satu piston yang bergerak naik turun memutar sumbu mesin.

Titik mati putaran piston adalah 70 derajat, dengan sistem ini cukup waktu untuk menciptakan udara bertekanan dimampatkan sangat tinggi pada ruang silinder sehingga mendorong kepala silinder. Prinsip kerjanya tak jauh beda dengan prinsip mesin bakar.

Agar tekanan udara makin tinggi, bahan bakar juga angin bertekanan tinggi yang tersimpan di tabung terbuat dari plastik tahan panas atau fiberglass dialirkan lewat pipa ke dalam mesin. Sementara angin buangan mesin juga dimanfaatkan untuk mendinginkan kabin.

Untuk mengurangi rugi daya dan laju mobil optimal, mesin MDI merancang sistem distribusi elektronik yang sederhana untuk mengontrol aliran udara ke dalam mesin super ringan itu.

Perpindahan gigi juga berjalan secara otomatik yang digerakkan oleh sistem transmisi elektronik buatan perusahaan Perancis. Sistem komputernya mengontrol kecepatan kendaraan dan perpindahan gigi secara efisien karena tak menggunakan kopling manual.

Saat kendaraan berhenti, menaikturunkan penumpang atau di lampu merah maka mesin akan berputar menggerakan piringan magnetik yang akan menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kompresor angin.

Untuk menyalakan dan menggerakkan kendaraan saat parkir, mobil didorong oleh tenaga dari motor listrik yang dikembangkan secara khusus oleh MDI.

Agar seluruh sistem mekaniknya bekerja optimal, MDI menggunakan minyak pelumas khusus yakni seliter minyak sayur yang bisa dipakai hingga jarak tempuh 50.000 km.

Meski Tata Motors lebih memilih untuk memproduksi mobil tenaga angin, namun MDI memiliki opsi hibrida yaitu mesin bertenaga angin yang bisa disandingkan dengan mesin berbahan gas, minyak, bio fuel, atau alkohol.

Mesin tenaga angin akan bekerja pada kecepatan di bawah 50 km/jam sementara untuk kecepatan di atas itu giliran mesin konvensional yang bekerja. MDI menjamin siap mendesain mesin dengan berbagai jumlah silinder.

MDI juga siap mengerjakan kendaraan dengan pesanan khusus bagi pengguna sibuk dipersiapkan mobil dengan spesifikasi teknologi pesawat luar angkasa yang dilengkapi komputer kerja dengan sambungan internet, telepon, pelacak satelit, sistem navigasi yang operasionalnya menggunakan sistem pengenal suara.

Tentu saja karena dipersenjatai begitu banyak peranti yang rakus listrik, kendaraan ini bakal lebih lamban dari sesama CityCat biasa. Toh meski lambat, mobil ini masih lebih kencang dibandingkan dengan sepeda genjot.

Bisnis Indonesia Edisi: 27/01/2008

4 Responses to "Era mobil bertenaga angin"

kapan bisa dibeli di Indonesia

sejauh ini belum ada ATPM yang siap memasarkan mobil ini

mau dong jadi tim pemasarannya

Sampai Oktober blm ada realisasinya. Publik India masih getol2nya membicarakan Tata Nano.

Leave a reply to Jay Cancel reply

Categories

Archives

Pages

March 2008
M T W T F S S
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31