it’s about all word’s

Benny Wennas: dream on dream on

Posted on: September 22, 2010

‘Hidup itu harus punya mimpi’

Awal 1970-an, sebuah kapal kayu berisi jeruk asal Pemangkat, Kalimantan Barat, menantang ombak menuju Jakarta. Tiga hari, dua malam, Benny Wennas muda, harus menahan mual di bawah selembar terpal, berjuang demi masa depannya.

“Kalau malam gelap gulita, kalau muntah karena mabuk laut harus-hati. Bisa-bisa tercebur ke laut,” kenang Wennas, beberapa waktu lalu di kantor megahnya di bilangan Sunter, Jakarta Utara.

Sampai di Jakarta, Wennas tinggal sementara waktu di daerah Sunda Kelapa. Kota Pelajar, Yogyakarta, menjadi tujuannya melanjutkan sekolah di SMA Bhinneka Tunggal Ika.

Setiap hari, pagi dan sore, Wennas mengayuh sepeda dari tempat pemondokannya di Ngampilan menuju sekolahnya di bilangan Poncowinatan, Jetis. Jaraknya kurang lebih 3 km.

“Cukup menderita, uang yang dikirim orangtua pas untuk makan dan biaya indekost. Kadang tidak sarapan. Kalau sarapan lauknya nasi dan kerupuk dengan kecap. Siang, tidak makan. Dua kali istirahat sepanjang tiga tahun,” papar Wennas terkekeh.

Menurut Wennas kehidupan yang keras justru membuatnya kian bersemangat. Bara api untuk lepas dari kemiskinan makin berkobar. Kehidupan bisa membuat manusia jatuh, sebaliknya justru memaksa individu bangkit. Semua tergantung pada pilihan masing-masing.

Untuk mempersiapkan dirinya, meski duduk di kelas eksakta, Wennas menempuh les pembukuan yang biasa disebut sebagai Bon A dan Bon B. Pilihan yang saat itu mengundang tawa rekan sekelasnya.

“Saya mempersiapkan diri untuk bekerja sembari kuliah. Jadi tiap sore saya bersepeda dari sekolah ke [bilangan] Diponegoro,” ujarnya.

Lulus SMA, karena tidak memiliki uang untuk kuliah di Universitas Gajah Mada, Wennas kembali ke Jakarta. Beruntung salah satu pamannya bersedia membantu dua per tiga biaya masuk ke FE jurusan Akuntansi, Universitas Trisakti pada 1974.

Sembari kuliah, dia melanjutkan les Bon B. Tidak mudah, karena Wennas harus jalan kaki pulang pergi dari Jembatan Lima ke Pancoran. Kehidupan keras itu membentuk Wennas.

Memasuki tingkat empat, Wennas mulai bekerja di PT Charoen Pokphand Indonesia hingga lulus ujian negara pada 1981. Satu hal yang membuatnya terkenang adalah diminta mempelajari bisnis pengiriman kodok.

“Saya hanya berpikir, saya ini belajar akuntasi disuruh belajar nangkap kodok. Sudah ditangkap, di simpan di Ancol. Paginya hilang semua,” Wennas terkekeh.

Menurutnya, bekerja di Charoen Pokphand membentuk keyakinan untuk selalu mencoba sesuatu yang baru. Tidak satu pun pekerjaan yang diberikan ditolak. “Siapa tahu saya butuh ini. Orang lain ditawari pekerjaan tidak mau, saya menawarkan diri.”

Saat itu, Charoen Pokphand membuka cabang di Lampung. Wennas pindah ke ujung selatan Pulau Sumatera itu pada Oktober 1981. Banyak hal dia pelajari di perusahaan ini hingga mencapai jabatan Deputy General Manager.

Menyambut tantangan

Namun hidup sejatinya adalah menaklukan tantangan, Wennas kemudian pindah ke Gajah Tunggal sejak 1986. Posisi pertama adalah PT Kansai Paint Indonesia kemudian PT Inoue Rubber Indonesia.

Booming bank pada ujung 1988 menarik minatnya. Untuk itu, Wennas rela turun kelas menjadi kepala cabang PT Bank Dagang Nasional Indonesia di Jawa Tengah. Demi mimpi ini, Wennas harus tinggal berjauhan dengan keluarganya.

“Ya pahit juga. Dulu saya tinggal di Srondol, Jawa Tengah. Saat liburan, sepi jauh dari keluarga. Akhirnya saya boyong anak dan istri ke Solo,” ujarnya getir.

Dua tahun belajar, Wennas kembali ke Jakarta. Bank Tiara Asia Tbk dan Bank Ganesha dipimpinnya berturut-turut sejak 1991 hingga badai krisis menghempaskan bisnis perbankan Tanah Air.

Beruntung, sejak 1995, Wennas bersama rekan-rekannya Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) Finance menggarap bisnis pembiayaan motor. “Awalnya susah, tidak ada bank yang mau kasih kredit.”

Pada awal pembentukan , WOM hanya bisa menjual 1.000 unit sepeda motor per bulan. Badai krisis bukan halangan, tercatat pada 2005, WOM menjual 400.000 unit motor per bulan.

Dari sisi modal, WOM dengan modal hanya Rp10 miliar saat ditinggal Wennas telah memiliki aset mencapai Rp600 miliar. Diketahui Wennas melepas saham WOM pada 2005, dan resmi mengundurkan diri pada 2007.

Lagi-lagi, Wennas sudah mempersiapkan masa depannya. Sejak 2007 dia mendirikan Barly Group, meski demikan, sesuai aturan yang telah dia sepakati dengan WOM, dia tidak bisa berbisnis di bidang pembiayaan selama lima tahun.

Maka sejak 1 Mei 2010, begitu masa perjanjian berakhir, dengan modal Rp100 miliar berdiri Bess Finance yang fokus pada pembiayaan motor bekas, dengan target setiap bulan mampu menjual 8.000 unit motor bekas.

Agar target tercapai, tahun ini, Bess akan membuka 100 outlet di berbagai daerah. Saat ini, outlet Bess Finance baru berada di Pulau Jawa, yaitu tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, termasuk merintis ke pasar Sumatra.

Tahun depan, Bess akan menambah jaringan lagi, sehingga kami memiliki total 200 gerai. Ekspansi ini untuk mendukung pencapaian target pembiayaan Rp400 miliar.

Dalam hal pembiayaan, Bess Finance akan fokus pada pembiayaan motor bekas. Saat ini, hampir 90% dari pembiayaan Bess merupakan pembiayaan sepeda motor bekas, sisanya pembiayaan mobil bekas.

Bagai pelari marathon, Bess berhasil menggaet sumber pendanaan. Saat ini sudah ada 11 bank yang mengucurkan kredit a.l. Bank Panin (Rp130 miliar), Bank Kesawan (Rp40 miliar), Bank Ganesha (Rp 30 miliar), Bank Syariah Mandiri (Rp30 miliar) dan Bank Agris sekitar Rp40 miliar.

“Untuk sukses kita harus siap. Harus menabung keletihan, kelelahan, kalau perlu itu kita harus menabung dengan air mata. Dan yang paling penting, hidup itu harus punya mimpi,” ujarnya.

Biodata
Nama: Benny Wennas
TTL: Singkawang, Kalimantan Barat
22 Juli 1955
Status: Menikah dengan dua anak
Pendidikan formal:
University of Hull, Inggris, MBA, 1989
Universitas Trisaksi, Jakarta, Sarjana Akuntansi, 1981

Pendidikan Informal:
Advanced Management Program, The Wharton School, University of Pennsylvania, 2005
Strategic Marketing Management, Harvard Business School, Boston, 1997
Senior Executive Program, Sasin Graduate Institute of Business Administration, Bangkok, 1995
Karier:
CEO Barly Group, 2007- sekarang
Presiden Direktur Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) Finance, 1999–2007
Direktur PT Bank Tiara Asia Tbk, 1994-1998
Direktur PT Bank Ganesha, 1991-1994
Branch Manager PT Bank Dagang Nasional Indonesia, 1988- 1991
General Manager PT Kansai Paint Indonesia 1987-1988
General Manager PT Inoue Rubber Indonesia, 1986-1987
Deputy General Manager PT Charoen Pokphand Indonesia, 1978-1986

*Dibantu transkrip Merlinda Riska Agustina (Kontributor Bisnis Indonesia)

9 Responses to "Benny Wennas: dream on dream on"

Bp. Benny Wennas memang seorang Visioner ! yang hebat saya masih ingat dan selalu saya ingat nasehat nasehat Bapak baik yang di ” seminar Positive Mental Attitude ” maupunn Kaizen serta saya pernah kena ” Marah ” karena tidak segera mengambil burung kenari seharga +/- Rp. 600.000,- punya Barly yang sehingga mati karena tidak terawat, to improve & take action itu nasihat yang selalu saya ingat yang bisa membuat saya tetap survive dalam menjalani hidup ini ! selamat dan sukses buat Bapak
.Hendrardi Eks. BDNI solo

Hallo,

Saya inget burung kenari yg mahal bgt akhirnya mati.

Pak Hendrardi skrg masih di Solo?

iya , masih disolo saja masih ingat ya “pizza american donut”? dulu solokan belum ada pizza yang macam macam, berly udah berkeluarga ya ? salam buat keluarga semoga selalu sehat dan sukses selalu

hallo pak Benny wennas, salut buat anda atas sukses yg tlah Bp raih,Bp memang pantas mendapatkannya, ternyata bp pindah k Bank Tiara stlah dr bank Ganesha, saya adalah salah satu mantan bawahan anda yg selalu mngikuti trainning yg bp bawakan yaitu KAIZEN yg tdk pernah saya lupakan…..

Koreksi…

Anaknya ada 3… =)

Salam…

iya saya masih disolo

Ingin menjadi bagian dari perusahaan bapak, bagaimana cara nya?

Selmat dan sukses trus buat p beny tolong saya kasih spirit supaya bisa seperti bapk sekarang. Saya minta rahasia d balik kesuksesan bp.Nana Accont officer bess pandeglang

I’ll remember when you said : “Nobody can make you inferior without your permission…”

Leave a reply to A. Muchtar Cancel reply

Categories

Archives

Pages

September 2010
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930