PT Castrol Indonesia

Posted by: algooth putranto on: April 23, 2009

• In: bedah isu
• 88 Comments

Saat krisis justru waktu tepat berinvestasi

Bagi kawasan Asia, krisis keuangan Amerika Serikat dan Eropa sejak akhir tahun lalu mulai berimbas terutama bagi industri otomotif di Tanah Air. Penurunan permintaan terjadi dan menuntut dilakukannya penyesuaian rencana bisnis.

Sebagai sebuah pertarungan, kondisi saat ini adalah batuan ujian berikutnya bagi daya hidup para pemain industri. Sejumlah strategi dipilih dan dijalankan. Beberapa melakukan pengetatan anggaran, beberapa malah melihat krisis sebagai peluang.

“Kondisi krisis saat ini justru waktu yang tepat melakukan konsolidasi. Membuka jaringan di saat pesaing tiarap. Ini peluang dari tantangan sebuah komitmen panjang,” ujar President Director PT Castrol Indonesia, Yusmawan.

Sebagai salah satu pemain pelumas Tanah Air, ucapan Yusmawan itu boleh saja dianggap anak bawang. Usia PT. Castrol Indonesia itu baru belasan sejak didirikan pada 14 Mei 1998 meski beredar di pasar Indonesia sejak 1970.

Namun harus diingat Castrol, merek pelumas unggulan dari pemain minyak BP p.l.c., usia merek ini sudah seabad lebih. Oli ini sudah teruji di medan perang bahkan terlibat dalam urusan terbang ke Bulan.

Berkantor pusat di Swindon, Inggris, Castrol telah hadir di lebih dari 150 negara di seluruh dunia dan menguasai 20% pangsa pasar di Australia, China, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Castrol adalah racing-partner Honda Fortuna untuk MotoGP 2006 dan di musim tahun ini bersama Honda Gresini yang saat ini mencapai posisi unggulan dalam MotoGP Championship.

Castrol juga menjalin kemitraan global dengan beberapa pabrikan otomotif terkemuka seperti BMW, Komatsu Group, Land Rover, Volvo Car Corporation, dan Aston Martin.

Castrol yang memusatkan divisi riset dan pengembangan di Pangbourne, Inggris, juga memiliki beberapa ‘Technical Centre of Excellence’ dan laboratorium yang tersebar di berbagai negara.

Yusmawan tentu tak sembarangan asal cuap atau kurang tenggang rasa berkomentar di tengah krisis ekonomi yang mendera. Dia bahkan langsung mengakui penjualan Castrol bisa jadi turun sekitar 20% di semester I 2009.

Angka ini menurut Yusmawan masih lumayan karena penurunan di Eropa mencapai 30% sementara di Amerika Serikat anjlok 40%. Hal ini masih patut disyukuri karena krisis yang terjadi saat ini belum sebanding tiga tahun silam saat harga BBM naik 125%.

Namun dia mengingatkan bisnis pelumas memiliki siklus produksi yang berbeda. Harga jual pelumas saat ini adalah harga BBM tiga bulan silam. Artinya, sebetulnya industri pelumas belum menikmati margin dari penurunan harga BBM dunia.

Toh dengan segala keunikan pasar tersebut, krisis kali ini masih lebih ringan dan bisa membuka peluang jika dimanfaatkan sebab Castrol punya modal komitmen jangka panjang dan finansial yang cukup.

Yusmawan boleh berbangga sebab pasar Indonesia diprioritaskan dan dicanangkan tumbuh oleh grup Castrol. Artinya rencana bisnis Castrol Indonesia membiakkan jaringan tidak terganggu.

Dia mencatat untuk 3-4 tahun ke depan investasi Castrol masih yang paling tinggi dibandingkan pesaing. Sedikitnya 30-40% total pendapatan ditanam sebagai investasi, angka ini di atas pesaing yang hanya menanamkan 25% keuntungan sebagai investasi.

“Krisis adalah seleksi alam. Jika bisa bertahan akan semakin kuat jika kalah ya hilang dari peredaran!” tegasnya.

Bengkel terpadu

Dengan komitmen ini Castrol sudah memastikan tahun 2009 sebagai tahun konsolidasi infrastruktur pasar dan memperluas penetrasi lewat program bersifat kemitraan yang menggandeng pengguna, mekanik dan bengkel.

Penetrasi dilakukan lewat Castrol Bike Point untuk bengkel sepeda motor pilihan dan Castrol Auto Service untuk bengkel perawatan mobil yang representatif.

Castrol Auto Service yang bersifat kemitraan ditujukan sebagai jaringan pelayanan yang optimal kepada pelanggannya. Konsep ini berjalan sukses di Malaysia, Cina dan Thailand.

Konsep yang dibangun adalah hubungan bisnis yang komprehensif antara Castrol dengan pemilik bengkel dalam memberikan jasa layanan untuk servis dan perawatan kendaraan.

Dalam program ini Castrol menawarkan kemudahan para pemilik bengkel untuk lebih profesional di mana ada beberapa rujukan dari Castrol dalam rangka meningkatkan kualitas bengkelnya.

“Kami memberikan konsep penataan layout eksterior hingga interior yang rapi dan nyaman, kemudian peralatan bengkel yang memadai dan ramah lingkungan serta sistem kerja bagi karyawannya dalam melayani pelanggan,” ujarnya

Sementara Castrol Bike Point adalah sistem kemitraan dari Castrol dengan bengkel-bengkel sepeda motor pilihan untuk menjadikannya lebih profesional antara Castrol, pemilik bengkel, mekanik maupun konsumen melalui beberapa kerjasama.

Di antara beberapa keuntungan yang didapat dengan menjadi Castrol Bike Point adalah penyeragaman tampilan layout bengkel yang lebih rapi, training bagi para mekanik mengenai teknologi mesin sepeda motor terbaru serta beberapa program kemitraan lainnya.

Hubungan dengan bengkel-bengkel tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga ke berbagai daerah di Indonesia. Dengan makin banyaknya bengkel mitra diharapkan para pemilik kendaraan makin memiliki pedoman dalam cara merawat kendaraan secara menyeluruh dan benar.

Dia mengingatkan ada satu hal yang ditekankan dalam kerjasama ini yaitu mekanik yang menjadi garda terdepan penggunaan oli kendaraan dan memberi informasi bagi pelanggan.

Yang menggembirakan kesadaran pengguna kendaraan di Tanah Air untuk melakukan perawatan kendaraan semakin baik. Artinya jadwal penggantian pelumas pun semakin pasti dan sesuai standar.

Per akhir Februari tercatat 100 Castrol Auto Service berhasil dijalin dan ditargetkan bertambah 20 lagi dalam waktu dekat, sementara Castrol Bike Point mencapai 2.500 bengkel.

“Honda butuh 25 tahun untuk mendirikan 3500 bengkel motor. Kami berhasil membangun 2500 bengkel dalam tempo 3 tahun di seluruh pelosok Indonesia.” ujar dia