it’s about all word’s

Tatang Widjaja

Posted on: February 21, 2008

Waktu yang tepat untuk kontemplasi

Bagi Tatang Widjaja, Presdir & CEO PT Asuransi Jiwa Sequis Life, Natal merupakan saat yang selalu ditunggu. Setiap memasuki Desember, indahnya Natal sudah terasa. Bukan karena adanya liburan, lagu merdu syahdu, ataupun hiasan pohon terang.

“Tapi karena Natal identik dengan kedamaian. Damai karena kasih Allah yang sempurna bagi umat manusia,” tutur jebolan University of Nebraska dan San Diego University ini.

Namun, lanjutnya, Natal tak jauh berbeda dengan hari raya besar agama lain yang dirayakan setiap tahun. Idealnya perayaan Natal bukan hanya sekadar rutinitas tahunan biasa karena perayaan Natal ini mempunyai makna dan hikmat yang sangat mendalam.

Tidak pula sekadar hanya untuk bersenang-senang tetapi menjadi waktu yang tepat untuk melakukan kontemplasi atau perenungan perjalanan hidup.

Pengalaman

Secara langsung Natal merupakan saat yang tepat untuk ‘menutup dan membuka’, mengintropeksi dan menyusun resolusi untuk tahun baru. Sekaligus mengambil hikmah dari kejadian yang telah dialami, baik dan buruk, belajar dari pengalaman tersebut dan bertekad untuk menjadi lebih baik.

Tetapi Natal kali ini bagi Tatang terasa berbeda. Sebab hadir dalam segala gemuruh badai hidup baik dari sisi profesi, keluarga, dan terlebih setelah mengalami masalah kesehatan yang, menurut dia, membuat lebih matang memandang kehidupan.

“Dalam segala kesuksesan hidup dan diberkati di puncak karier. Seringkali orang merasa kesepian. Kita tidak bisa lagi berbuat seenak saat posisi kita masih ada di bawah. Sebagai umat Kristiani, ya Natal-lah waktu kita untuk bersyukur,” tandasnya.

Karier pria ini memang relatif cukup cepat dan mulus. Sebelum dipercaya menangani Sequis Life-semula bernama Sewu New York Life-dia sempat bekerja di salah satu perusahaan di AS, lalu ke Singapura tak lama lalu pindah bekerja di ABN Amro Jakarta dan bergabung dengan BNP Paribas sebagai Deputy Corporate Banking Head.

Tidak heran jika kemudian Tatang lebih memilih menghabiskan malam Natal bersama istri, Linda Susanti Setiawan, serta kedua anaknya Christie Caryn Widjaja dan George Gabriel Widjaja.

“Kurang pantas jika dalam kondisi ekonomi bangsa yang masih kesusahan ini kita lalu sibuk jalan-jalan ke luar negeri dengan mengatasnamakan Natal. Bukan tidak boleh, tapi rasanya kurang pas,” cetusnya.

Natal begitu juga hari raya agama lain saat ini mendapatkan ancaman yang begitu deras, yaitu budaya konsumerisme yang luar biasa, karena masyarakat akan mengeluarkan semakin banyak biaya untuk diri sendiri.

Akhirnya, Natal hanya menjadi pesta belanja yang sekaligus juga berarti bahwa orang miskin kurang diberi perhatian, karena anggaran yang dikeluarkan begitu besar.

Padahal, kisah Natal membawa umat agar berserah diri, percaya, kasih dan mau merendahkan diri di hadapan Tuhan dan masyarakat yang semakin tidak peduli dengan sekitarnya.

*Bisnis Indonesia Edisi: 25/12/2005

Leave a comment

Categories

Archives

Pages

February 2008
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
2526272829